Jumat, 25 November 2011

PERMAINAN TRADISIONAL RAKYAT MELAYU 
1. Permainan Gasing

Gasing merupakan permainan tradisional masyarakat melayu Riau yang sampai saat ini masih eksis  meski pengaruh modernisasi terus menerpa sesuai dengan perkembangan zaman.  Secara umum gasing terbuat dari kayu keras dengan bentuk badan bulat,  lonjong,  piring terbang (pipih), kerucut, silinder dan bentuk-bentuk lainnya yang merupakan ciri khas kedaerahan dengan ukuran bervariasi, terdiri dari bagian kepala, bagian badan dan bagian kaki. Gasing dimainkan dengan tali yang cukup panjang dan digulungkan pada kayu bulat, runcing pada bagian bawah dan terdapat katup pada bagain atas. Dilempar dengan keras ke tanah sehingga gasing tersebut berputar dengan kencang. Aturan permainan gasing ini tergantung pada para pemainnya, untuk kalangan anak-anak biasanya menggunakan sistem bertahan lama putaran gasing. Namun yang biasa dilakukan oleh orang dewasa gasing akan diadu.


2. Permainan Congkak
Selain gasing, congkak juga adalah salah satu permainan tradisional melayu.
congkak pula, terkenal di kalangan kanak-kanak perempuan. haha, saya rindu bermain dengan congkak. rasanya sudah lama saya tidak lagi memegang guli dan meletakkan di lobang kayu yang tersedia itu.
sampai disini sahaja lah coretan saya hari ini.

3. Permainan Layang - Layang Wau
 

Layang Wau, permainan tradisional Melayu yang terkenal pada kalangan orang-orang dewasa. Permainan wau ini dimain sama seperti permainan layang-layang. Ia dimain secara individual. Permainan wau ini harus dimain di tempat yang luas dan lebar supaya waunya tidak tersangkut dimana-mana seperti pokok dan bumbung. Permainan ini gemar dimain oleh orang-orang dewasa pada zaman dahulu. Kini, wau jarang dimain, layang-layang pula diambil perhatian terhadap orang ramai. Dan layang layang bukan sahaja dimain oleh orang dewasa malah budak-budak kecil juga suka bermain permainan layang-layang ini.

4. Permainan Guli / Kelereng 

Sejarah Kelereng: Orang Betawi menyebut kelereng dengan nama gundu. Orang Jawa, neker. Di Sunda, kaleci. Palembang, ekar, di Banjar, kleker. Nah, ternyata, kelereng juga punya sejarah. Ini kuketahui saat membaca majalah Intisari edisi Desember 2004, rubrik asal-usul, hal 92. Sejak abad ke-12, di Prancis, kelereng disebut dengan bille, artinya bola kecil. Lain halnya di Belanda, para Sinyo-Sinyo itu menyebutnya
Kelereng atau gundu (atau dalam bahasa Jawa disebut nèker) adalah mainan kecil berbentuk bulat yang terbuat dari kaca, tanah liat, atau agate. Ukuran kelereng sangat bermacam-macam. Umumnya ½ inci (1.25 cm) dari ujung ke ujung. Kelereng dapat dimainkan sebagai permainan anak, dan kadang dikoleksi, untuk tujuan nostalgia dan warnanya yang estetik.


5. Permainan Bola Bekel

Dengan sebuah bola karet kecil dan biji kuningan, paling sedikit dua anak bisa memainkan bekel. Diundi dulu, untuk menentukan urutan pemain. Dasar permainan ini adalah mengubah posisi biji kuningan setelah bola dilambungkan ke atas. Biasanya dimainkan tiga babak, dari mengambil satu biji, lalu dua biji hingga tiga biji kuningan sekaligus. Mengubah biji dari posisi duduk ke berbaring atau sebaliknya. Dari permainan ini kita tahu, ada “aturan’ yang selalu harus kita ikuti. Sementara bila melanggarnya, kita salah dan kalah.



Masih banyak lagi permainan tradisional melayu lainnya yang sudah mulai hilang, jadi ingat masa kecil, hehehehe...

6. Permainan Kaki Anggau

 

7. Permainan Cob Benteng/Petak Umpet

 7
8. Permainan Upih Pinang

9. Permainan Kaleng


10. Permainan Elon


11. Permainan Engklek


Tidak ada komentar:

Posting Komentar